PDI-P Akan Bentuk Tim Khusus Pemenangan Pilpres

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi), mengatakan, partainya akan membentuk tim khusus untuk  Tim tersebut kini masih terus digodok pemenangan Pemilihan Presiden 2014. Tim ini akan melibatkan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Nanti akan ada tim capres, tim partai, tim relawan, tim wapres," kata Jokowi, saat akan meninggalkan kediaman Megawati, di Kebagusan Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014) malam. 

Saat ditanya apakah ia akan memimpin langsung tim pemenangan dalam Pilpres, Jokowi tak memberi jawaban pasti. Ia hanya menegaskan bahwa semua tim itu akan bekerja solid untuk mewujudkan kemenangan dalam Pilpres pada Juli mendatang.

"Belum terbentuk, masih dibicarakan," ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, Jokowi yang melakukan pertemuan dengan Megawati malam ini, mengaku, membahas hal terkait cawapres. Ia berada di kediaman Megawati sekitar dua jam. Namun, ia tak menyebutkan seperti apa figur cawapres yang akan dipilih untuk mendampinginya. 

Sebelumnya, politisi senior PDI-P Pramono Anung mengatakan, PDI-P telah melakukan diskusi internal terkait figur yang akan dipilih sebagai bakal cawapres untuk mendampingi Jokowi. Namun, belum ditentukan kapan keputusan final akan disampaikan. Hal itu menjadi otoritas penuh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Secara terpisah, Ketua DPP PDI-P Maruarar Sirait mengakui, PDI-P menerima masukan yang berkembang di masyarakat terkait nama-nama figur yang akan dijadikan pendamping Jokowi. Di antaranya, kata Maruarar, nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Ketua KPK Abraham Samad. Nama-nama ini dianggapnya baik karena menguasai permasalahan hukum.

Figur yang memiliki latar belakang ekonomi, kata dia, adalah Hatta Rajasa. Sementara, dari latar belakang militer, nama-nama yang disebutkan Maruarar, yakni mantan KSAD TNI Ryamizard Ryacudu dan Pramono Edhie Wibowo, serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Namun, dari semua nama itu, menurut Maruarar, yang paling tepat untuk Jokowi adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena memiliki pengalaman bekerja bersama memimpin DKI Jakarta.

Sumber: Kompas.com